Sunday, August 30, 2020

Pengganti "Anjay"

    Seharian aku tidak membuka media sosial dan membaca berita online serta story teman-teman karena aku harus membantu melayani tamu di rumah sepupu yang baru saja berduka karena meninggalnya mertuanya. 
    Ketika semua urusan sudah selesai dan hanya tinggal bersih-bersih kamar sebentar, aku membuka HP dan mulailah aku tahu kalau sedang ada berita yang viral. Berita itu adalah berita tentang komnas PA yang menilai penggunaan kata anjay untuk bullying bisa berpotensi dipidana. 
   Sebagai orang yang sering menggunakan kata anjay ketika mengobrol santai bersama teman-teman, tentu aku mulai merasa heran kenapa kata anjay itu sampai dibawa ke ranah yang serius. 
    Setelah membaca beberapa artikel mulai dari berita online ataupun blog pribadi seseorang, ternyata aku sudah menemukan jawaban dari keherananku tadi. Jadi, ada seorang youtuber yang mengadu kepada komnas PA tentang kata anjay yang bisa merusak moral bangsa.        Selama kata anjay, anjir dan kata-kata yang lain mulai Viral, aku pribadi lebih sering menggunakan kata anjay ketika ingin bercanda dengan teman-teman karena selain mulutku memang masih belum terbiasa dengan kata cuk, anjir dan yang lainnya, aku juga merasa kata anjay adalah kata untuk misuh yang kesopanannya lebih tinggi dari yang lain.
    Seseorang pernah bercerita kepada aku bahwa kata-kata kasar bisa menjadikan kita lebih akrab dengan teman-teman karena pada faktanya mereka juga tidak menganggap kata-kata itu sebagai kata kasar bahkan ada sebagian yang menganggapnya sebagai panggilan akrab.      Selama aku menggunakan bahasa-bahasa itu (anjay, anjir dll), aku mulai belajar sesuatu kalau sebenarnya kata kasar akan menyinggung orang lain ketika lawan bicaranya adalah orang yang tidak begitu akrab dengan kita sehingga dapat aku katakan kalau semua bahasa itu bisa disesuaikan dengan konteksnya. 
   Lantas aku harus misuh dengan kata apa jika kata anjay itu saja dilarang?
   Apakah aku harus memakai kata anjing?
    Bukankah itu jauh lebih kasar dari pada anjay karena kata itu adalah nama asli dari hewan?
    Aku semakin menggelengkan kepala dan semakin tidak paham dengan semuanya. Beberapa minggu yang lalu aku juga membaca berita tentang seorang nelayan yang dihukum karena merobek uang. 
    Aku memang tidak membaca berita itu secara tuntas karena sangat bosan dengan kekonyolan orang-orang yang memiliki jabatan.
  Sekarang, aku kembali membaca berita yang euhhhh bikin hati terenyuh:(. 
    Bagaimana bisa wahai pemirsa???
    Sudahkah urusan yang lebih penting dari kata anjay terselesaikan? 
    Mungkin pertanyaan itu tidak akan ku temukan jawabannya, jadi sebaiknya aku mulai mencari kata pengganti anjay untuk ku jadikan sapaan akrab buat teman-teman.
    Suatu hari, ada seorang temanku yang bercerita kalau dia tidak kerasan tinggal di kampung halamannya sendiri karena dia sangat bosan dengan masyarakat yang hanya mendengarkan pendapat dari orang yang memiliki jabatan tinggi dan memakai dasi. Mungkin itu juga bisa menjadi alasan dari orang yang pergi ke luar negeri karena bosan dengan lucunya hukum di dalam negeri. 
    Sebenarnya, semua kemungkinan bisa terjadi mulai dari kemungkinan yang memang masuk akan bahkan sampai yang tidak bisa dijangkau oleh akal.

No comments:

Post a Comment