Tuesday, August 25, 2020

Jurus Ampuh Seorang Pedagang

     Ada kebiasaan yang aku sangat rindukan ketika sedang tidak ada di rumah, yaitu mengantarkan emmak ke pasar. Setiap hari Selasa atau hari Jumat emmak memang rutin pergi ke pasar yang jaraknya lumayan jauh dari rumah.
Walaupun rutin pergi ke pasar, emmak bukan merupakan seorang pedagang. Keperluan emmak hanya untuk membeli ikan atau menjual pisang. 
    Rumahku memang terletak di sebuah desa sehingga masih banyak masyarakat yang memanfaatkan pasar bukan hanya sebagai tempat membeli baju dan barang-barang lainnya, akan tetapi juga untuk menjual atau membeli pisang.
      Waktu aku masih kecil, ikut ke pasar di hari Jumat bersama emmak menjadi hal yang sangat aku suka. Singkat cerita, banyak hal yang aku temui ketika sedang di pasar, mulai dari orang yang kena jambret, macet, pedagang yang mengeluh karena dagangannya tidak laku sampai rayuan pedagang kepada pembeli supaya dagangannya bisa terjual dengan harga yang sudah mengalami proses tawar menawar. 
    "Ayo Ci (Singkatan dari Haji atau hajah dalam bahasa Madura) ke sini. Mau membeli apa?" tanya seorang perempuan yang tidak lain adalah seorang pedagang yang duduk di dekat barang jualannya dengan senyum rayuannya😂.
     "Emmak, kok dia memanggil emmak Acci (haji atau hajah dalam bahasa Madura)? Kan emmak belum naik haji." Tanyaku kepada emmak sambil menggerakkan tangannya yang sedang menggenggam  tanganku.
     "Sudah biarkan saja, malah kita harus berterima kasih kepada mereka karena siapa tau dengan panggilan mereka itu bisa membuat kita menemukan rezeki untuk segera naik haji." Jawab emmak tersenyum sambil melirik kepada pedagang yang memanggilnya dengan hajah ketika kami sudah pergi menjauh setelah membeli barang yang dijual oleh si pedagang menuju warung makanan langganan kami.
     Awalnya, aku lupa terhadap kejadian saat itu. Akan tetapi, aku kembali ingat hal itu karena beberapa hari yang lalu bertemu dengan si pedagang.
     "Mau beli apa ci (singkatan dari haji atau hajah dalam bahasa Madura)?" Tanya pedagang yang masih sama dengan tempat yang juga sama.
      Berbeda dengan waktu masih kecil, aku mulai mempertanyakan alasan dari si pedagang memanggil emmak dengan hajah kepada diriku sendiri. Aku menemukan jawaban dari pertanyaan itu dan tersenyum sendiri.
     Berdasarkan jawaban yang aku dapat dari pertanyaan yang aku buat sendiri, ada dua jawaban atau kemungkinan yang membuat si pedagang memanggil emmak dengan hajah.
     Alasan yang pertama ialah karena emmak yang selalu memakai gamis setiap pergi ke pasar sehingga terlihat seperti orang yang pernah naik haji atau mendalami ilmu keagamaan.
    Sedangkan alasan yang kedua ialah karena ada niat untuk menjadikan panggilan itu sebagai rayuan supaya emmak mau membeli dagangan perempuan itu😂. 
     Dari dua alasan itu, alasan nomor terakhir lah yang membuat aku sering tersenyum ketika mengingat wajah si pedagang. Dari  pedagang itu, aku belajar kalau cara mempromosikan sesuatu itu ternyata tidak hanya dengan panggilan panggilan gombal, akan tetapi juga dengan panggilan yang bisa menjadi doa, seperti panggilan hajah buat orang yang belum naik haji misalnya😂.
     Di samping itu, aku mulai berharap supaya ada pedagang atau orang-orang yang memanggilku dengan dokter supaya cita-citaku bisa tercapai berkat perkataan mereka yang seperti orang-orang katakan bahwa setiap perkataan adalah doa.

No comments:

Post a Comment