Monday, July 27, 2020

Tidak Selamanya Kos an Hanya Untuk Rebahan

Tidak selamanya diam di kos an itu kerjaannya hanya rebahan. Awalnya, aku sama sekali tidak ada ide untuk menulis tentang ini sebelum akhirnya beberapa jam yang lalu aku bertemu dengan temanku saat aku keluar kos untuk membeli bahan buat memasak di warung terdekat. "Tumben keluar kamar? Biasanya juga cuma rebahan di kos." Kata dia saat melihat kedatanganku di warung yang sama tanpa menyapaku terlebih dahulu. Aku hanya membalasnya dengan senyuman karena saat itu moodku sedang tidak bagus untuk menceramahi orang walaupun sebenarnya aku juga bingung kenapa dia yang merasa risih hanya karena aku yang jarang keluar. Selain itu, aku juga yakin kalau dia hanya menebak aktifitasku yang katanya "hanya rebahan", padahal dia juga tidak tau apa yang sebenarnya aku lakukan selama di kos karena dia adalah cowok yang tentunya tidak pernah dan tidak boleh masuk ke dalam kosku. Aku sudah tidak heran lagi kalau orang-orang hanya menganggap orang lain yang cuma tinggal di kos an dan jarang kumpul itu kerjaannya hanyalah rebahan. Akan tetapi, aku, kamu dan kita semua juga harus mulai memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang lain yang menjadi sebab mereka hanya diam di kos an. Siapa yang tau kalau ternyata orang yang diam di kos an itu ternyata jauh lebih produktif dari mereka yang kerjaannya cuma jalan-jalan tidak jelas? Siapa yang tau kalau orang yang diam di kos an itu karena kerjaan atau cara untuk mengembangkan skill mereka bisa dilakukan tanpa harus keluar kos? Setelah aku sampai di kos, otakku masih memikirkan ucapan atau lebih tepatnya pertanyaan temanku itu. Aku mulai berpikir, apakah aku termasuk orang yang ansos, introvert atau pemalu? "Kamu itu tidak ansos karena buktinya kamu mempunya banyak teman." Jawab temanku saat aku tanya apakah aku termasuk orang yang ansos dan sebangsanya. Dari semua jawaban teman-teman yang aku tanya, ternyata mereka belum benar-benar tahu kalau dibalik aku yang kadang bisa kumpul sama orang, ada aku yang harus menahan perasaan takut, insecure, gemetar, dan tidak suka ngomong. Membaca buku, menulis, menonton Youtube dan memasak adalah kerjaan yang lebih dan paling aku suka dibandingkan dengan kumpul bersama orang banyak. Walaupun begitu, aku juga terkadang menerima ajakan teman-teman untuk ngopi yang menurut aku nyaman dan TIDAK PERNAH MERENDAHKAN orang lain. Beberapa hari yang lalu, aku melihat pamflet acara di akun instagram kafe basa-basi. Setelah aku baca isi pamfletnya, ternyata ada acara yang akan dihadiri oleh dua tokoh yang menjadi panutanku. Beliau-beliau adalah Pak Edi Ah Iyubenu, penulis yang dengan salah satu bukunya yang berjudul "ibu sedang apa" berhasil membuat aku menangis setiap membacanya. Mungkin aku terkesan lebay, tapi karena kelebayanku itu, aku mulai menyadari satu hal dan akhirnya aku mau untuk mulai berlari. Tokoh yang kedua adalah K.M.Faizi, penyair sekaligus pengasuh pesantren Annuqayah tempatku dulu menimba ilmu. Tanpa berpikir panjang, aku mengajak temanku untuk menghadiri acara itu. Setelah sampai di sana, aku benar-benar menikmati acaranya. "Ternyata kamu itu mau keluar kos kalau tujuannya jelas dan sesuai dengan goalsmu ya Yul." Ucap temanku sedikit berbisik karena takut terdengar oleh orang lain (mungkin) Statement temanku itu adalah statement yang sempurna menjadi jawaban kenapa aku hanya keluar kos di saat-saat tertentu. Hidup di dunia itu memang harus jelas, termasuk jelas apa yang akan kita lakukan ketika pergi ke suatu tempat.

No comments:

Post a Comment