Semakin ke sini, semakin banyak teman yang aku temukan dengan sifat mereka yang berbeda-beda. Mulai dari yang pintar, alim, apatis, atau bahkan yang supel. Dari semua temanku yang supel, aku selalu bersyukur karena bertemu dengan Mbak Nia, seorang perempuan blasteran Madura-Jember.
Aku memanggilnya dengan sebutan "Mbak" bukan karena umur dia yang lebih tua di atasku beberapa hari. Akan tetapi sifat dewasanya lah yang membuat aku tidak bisa memanggilnya tanpa diawali dengan panggilan "Mbak".
Ia adalah teman pertamaku di Jogja yang awalnya hanya kenal lewat grup mahasiswa baru kampusku saat itu. Kesan pertemuan pertama kita saja, aku sudah yakin kalau ia termasuk orang yang sangat mudah bersosialisasi dan itu adalah hal yang paling tidak bisa aku lakukan.
Mbak Nia, perempuan yang awalnya aku hanya anggap sebagai seorang teman biasa, tapi sekarang semua tentang dia tidak cukup jika hanya dideskripsikan dengan kata-kata alay jablayku ini. Ia selalu bisa meraih mimpi-mimpinya dengan caranya sendiri. Selalu bisa membuat orang-orang di sekitarnya merasa senang ketika mengenalnya.
Tidak dapat dihitung oleh angka semua kebaikannya. Ia yang selalu datang dan merawatku saat sakit. Tidak dapat dipungkiri kalau antara aku dan Mbak Nia terdapat banyak perbedaan baik dalam hal sudut pandang ataupun cara berinteraksi dengan orang. Akan tetapi kita sadar kalau semua orang pasti tidak akan selalu berjalan di jalan yang sama.
Mbak Nia, perempuan yang 20 tahun yang lalu, tepat pada tanggal yang sama dengan hari ini, 16 Juli, ia terlahir ke dunia dari rahim seorang perempuan hebat, shalihah yang biasa ia panggil dengan sebutan "ibuk".
Ia selalu berpikir bagaimana caranya menjadi anak yang mandiri. Sekarang, semua pikirannya saat itu sudah mulai ia realisasikan sejak beberapa bulan yang lalu. Ia berhasil menjadi reseller dari salah satu penerbit yang ada di Jogja dan membangun bisnis yang lainnya.
"Kita harus menjadi anak yang mandiri Mbak!" Ucap Mbak Nia waktu itu. Aku terhenyak saat ia ngomong seperti itu karena aku sendiri masih bingung bagaimana caranya hidup mandiri.
Mbak Nia, perempuan yang juga sama-sama bisa berbahasa Madura itu sudah resmi berumur 20 tahun pada tanggal 16 Juli hari ini. Selamat ulang tahun Mbak Nia♡. Semoga semua doa dan impian mbak segera terkabulkan. Aamiin ya rabbal alamin.
"Aku ingin orang-orang mengetahui ultahku karena murni usaha mereka sendiri." Ucap Mbak Nia beberapa jam yang lalu di salah satu warung kopi saat sedang rapat organisasi.
"Iya mbak." Jawabku sambil terkekeh dan tulisan ini semoga berhasil membuat mereka sadar kalau Mbak Nia, teman kita semua yang hebat sedang berulang tahun.
Once again, Happy Birthday my best sister♡.
Wednesday, July 15, 2020
Selamat Ulang Tahun Mbak Nia♡
Semakin ke sini, semakin banyak teman yang aku temukan dengan sifat mereka yang berbeda-beda. Mulai dari yang pintar, alim, apatis, atau bahkan yang supel. Dari semua temanku yang supel, aku selalu bersyukur karena bertemu dengan Mbak Nia, seorang perempuan blasteran Madura-Jember.
Aku memanggilnya dengan sebutan "Mbak" bukan karena umur dia yang lebih tua di atasku beberapa hari. Akan tetapi sifat dewasanya lah yang membuat aku tidak bisa memanggilnya tanpa diawali dengan panggilan "Mbak".
Ia adalah teman pertamaku di Jogja yang awalnya hanya kenal lewat grup mahasiswa baru kampusku saat itu. Kesan pertemuan pertama kita saja, aku sudah yakin kalau ia termasuk orang yang sangat mudah bersosialisasi dan itu adalah hal yang paling tidak bisa aku lakukan.
Mbak Nia, perempuan yang awalnya aku hanya anggap sebagai seorang teman biasa, tapi sekarang semua tentang dia tidak cukup jika hanya dideskripsikan dengan kata-kata alay jablayku ini. Ia selalu bisa meraih mimpi-mimpinya dengan caranya sendiri. Selalu bisa membuat orang-orang di sekitarnya merasa senang ketika mengenalnya.
Tidak dapat dihitung oleh angka semua kebaikannya. Ia yang selalu datang dan merawatku saat sakit. Tidak dapat dipungkiri kalau antara aku dan Mbak Nia terdapat banyak perbedaan baik dalam hal sudut pandang ataupun cara berinteraksi dengan orang. Akan tetapi kita sadar kalau semua orang pasti tidak akan selalu berjalan di jalan yang sama.
Mbak Nia, perempuan yang 20 tahun yang lalu, tepat pada tanggal yang sama dengan hari ini, 16 Juli, ia terlahir ke dunia dari rahim seorang perempuan hebat, shalihah yang biasa ia panggil dengan sebutan "ibuk".
Ia selalu berpikir bagaimana caranya menjadi anak yang mandiri. Sekarang, semua pikirannya saat itu sudah mulai ia realisasikan sejak beberapa bulan yang lalu. Ia berhasil menjadi reseller dari salah satu penerbit yang ada di Jogja dan membangun bisnis yang lainnya.
"Kita harus menjadi anak yang mandiri Mbak!" Ucap Mbak Nia waktu itu. Aku terhenyak saat ia ngomong seperti itu karena aku sendiri masih bingung bagaimana caranya hidup mandiri.
Mbak Nia, perempuan yang juga sama-sama bisa berbahasa Madura itu sudah resmi berumur 20 tahun pada tanggal 16 Juli hari ini. Selamat ulang tahun Mbak Nia♡. Semoga semua doa dan impian mbak segera terkabulkan. Aamiin ya rabbal alamin.
"Aku ingin orang-orang mengetahui ultahku karena murni usaha mereka sendiri." Ucap Mbak Nia beberapa jam yang lalu di salah satu warung kopi saat sedang rapat organisasi.
"Iya mbak." Jawabku sambil terkekeh dan tulisan ini semoga berhasil membuat mereka sadar kalau Mbak Nia, teman kita semua yang hebat sedang berulang tahun.
Once again, Happy Birthday my best sister♡.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment