Beberapa hari yang lalu teman aku ngirimin link twitter dan dia nyuruh aku buat baca komenan tweet tersebut. Kebetulan aku dan temanku itu sama-sama orang yang kadang se frekuensi bahkan emang sering se frekuensi mulai bahas soal kehidupan, pelajaran bahkan perghibahan dan yang paling penting kita sama-sama orang yang dibilang ambis sama teman-teman. Sebenarnya kita tidak merasa ambis tapi mungkin salah satu alasannya adalah karna kita bukan orang yang sudah terlahir dengan otak cemerlang, jadi kita berdua memang harus belajar mati-matian biar bisa paham sama matkul yang disampaikan oleh dosen, biar bisa menjawab UTS dan UAS dengan lancar.
Setelah aku baca beberapa dari sekian banyak komenan di tweet tersebut ternyata semuanya membahas tentang budaya menyontek. Betul apa kata temanku kalau dilihat dari komenan-komenan di tweet itu ternyata masih banyak orang Indonesia yang kontra terhadap budaya menyontek tersebut.
"Yang pas sekolah dicontekin pelit banget, sekarang udah jadi direktur belum?" Kira-kira seperti itu isi dari tweet tersebut. Kalau kalian nanyak sama aku, apakah aku pernah menyontek jawabannya tentu iya. Dulu saat MA aku sama sahabatku selalu membagi tugas selama ujian. Kalau aku belajar pelajaran di jam pertama, maka sahabatku kebagian di jam kedua dan aku merasa it's ok aja karna kita sama-sama menguntungkan waktu itu. Tapi masalahnya adalah bagaimana jika orang lain hanya bisa menyontek, meng copy paste jawaban kita tanpa mau belajar sebelumnya?
Sebenarnya tidak ada orang yang pelit buat membagi jawaban tugas hanya saja kadang kita yang tidak tau diri, kita yang hanya pengin sesuatu yang instant, kita yang hanya pengin lulus matkul dengan IPK diatas 3,5 tanpa belajar. Cobak kalian bayangkan, gimana rasanya kalau mereka harus belajar semaleman, mengabaikan chat di WA, mematikan HP biar bisa fokus belajar bahkan sampai tidak jarang lupa makan demi belajar, tapi tiba-tiba kita yang kerjaannya hanya haha hhluhi, main Instagram nyontek sama mereka.
Sebenarnya alasan orang-orang ambis pelit buat ngasih jawaban itu bukan karna mereka takut disaingi oleh nilai kuta, tapi karna mereka ingin supaya kita belajar. Tidak jarang juga anak ambis yang suka men share jawaban tugas mereka, tapi yang bikin grleram adalah saat orang yang mereka kasih contekan malah nggak ada saat dia butuhkan, artinya mereka juga pelit dengan kata lain hanya datang saat butuh. That's why menurut aku kenapa banyak orang ambis yang individualis.
Anak ambis selalu punya cara tersendiri buat bersosialisasi. Kalau orang anbis ketemu sama orang ambis lainnya mereka suka merasa cocok dan juga se frekuensi saat ngobrol. Well, sebenarnya tulisan ini bukan mau bahas soal orang ambis, tapi lebih ingin membahas seputar budaya menyontek. Jadi, baik aku ataupun kalian sebaiknya belajar terlebih dahulu dan cukup menanyakan yang nggak kita paham tanpa menyontek.
Semangat!😉
No comments:
Post a Comment