"Geser dong Tin ke kersi sebelah, aku mau duduk samping Farel" kata Ical ke Fatin ketika mereka sudah ada di dalam aula pelantikan setelah mengambil snack yang disediakan oleh panitia didepan Aula.
"Apaan sih Cal. Ganggu aja. Aku nggak mau geser. Posisi dudukku udah nyaman. Lagian kenapa nggak duduk disampingku aja? Jarang-jarang kan duduk deket cewek cantik? Liat aja tuh dua kursi sebelah kanan kita khusus fakultas saintek. Males banget aku deket-deketan sama anak saintek" jawabnya dengan posisi memeluk kursinya karna nggak mau pindah.
"Kamu cantik? Perasaan nggak ada sisi-sisi cantiknya deh Tin" ujar Farel saat melihat kedua sahabatnya debat soal tempat duduk.
"Tuh kan. Farel aja menyadari ketidak cantikanmu Tin, apalagi aku" jawab Ical yang disambut dengan jotosan dari Fatin di kepalanya sebelum akhirnya Fatin mengalah dan memilih untuk pindah tempat duduk ke kursi disampingnya.
"Hem hem, boleh aku duduk disampingmu Tin?" Tanya orang yang baru sampai dan berdiri didepan Fatin yang tak lain adalah Fatan.
"Emang harus banget duduk disini? Nggak ada kursi lain?" Respon Fatin dengan sifat juteknya saat melihat Fatan yang menyapanya sambil tersenyum manis.
"As you can see. Kursi ini doang yang kosong"
"Terserah kamu deh. Duduk aja kalau mau! Tapi ingat, jaga jarak! Nggak usah dekat-dekat aku!" Ujar Fatin saat cowok disampingnya yang tak lain adalah Fatan sudah duduk manis di kursinya sendiri.
"Acara selanjutnya, pelantikan pengurus himpunan mahasiswa jurusan Kimia"
Suara MC yang merdu kembali membacakan susunan acara setelah sebelumnya rektor menyampaikan sambutannya.
"Wakil ketua : Fatan Fahreza"
Suara tepuk tangan memenuhi aula bersamaan dengan dibacanya SK pelantikan HMJ Kimia . Anak-anak saintek sangat bahagia atas dilantiknya farhan sebagai wakil ketua karna dia adalah mahasiswa baru yang sudah berhasil menjadi artis fakultas karna IQ-nya yang diatas rata-rata juga wajah tampannya, sedangkan Fatin masih dengan ekspresi mukanya yang kaget karna masig nggak percaya sama apa yang baru dikatakan oleh MC pelantikan.
"Wihh keren Tin si Fatan. Masih semester satu tapi sudah dipercaya buat menjadi wakil ketua himpunan. Gila! Keren banget. Mana fakultas saintek lagi yang terkenal dengan mahasiswa dengan otak cemerlang. Aku ramal kalau dia bakal segera menjadi pria idaman cewek kampus." Kata Farel sambil makan snack yang dikasih panitia di depan aula.
"Kapan sih giliran fakultas kita buat dilantik? Sudah gerah banget disini." Ujar Fatin tanpa menghiraukan omongan kedua sahabatnya yang tidak henti-hentinya memuji Fatan yang baru dilantik sebagai wakil ketua jurusannya.
"Yaelah Tin, bilang aja kamu malas ngeliat si Fatan dan juga kamu tidak terima karna dia menjadi wakil ketua. Iya kan?" Tanya Ical yang sudah lebih dulu menghabiskan snacknya dari pada Farel.
"Apaan sih? Ngapain juga aku harus nggak terima sama jabatan Fatan? Nggak usah sok tau" jawab Fatn karna nggak terima dibilang iri padahal didalam hatinya yang terdalam ia sedikit membenarkan ucapan Ical.
"Kenapa Fatan selalu bisa lebih unggul dari pada aku? Kenapa harus fatan? Kenapa nggak orang lain?" Tanya Fatin didalam hatinya sambil tetap berusaha untuk mengontrol ekspresi mukanya supaya tidak ketahuan sama kedua sahabatnya kalau dia sudah mulai kacau dan air matanya sudah hampir jatuh.
"Jangan selalu membohongi dirimu sendiri Tin. Fatan emang pantas buat menduduki jabatan itu, tapi bukan berarti kamu nggak bisa sukses dengan dengan caramu sendiri. Percuma jabatan tinggi kalau progressnya zero. Kalau Fatan busa, kenapa kamu nggak? Semangat dong!" Kata Farel yang mulai menyadari emosi dan perasaan sedih yang dirasakan oleh Fatin.
"Sorry. Barusan aku demgar kalian nyebut namaku. Kenapa ya?" Tanya Fatan yang sudah duduk di tempatnya tanpa disadari oleh Fatin dan kedua sahabatnya.
"Siapa yang ngomongin kamu? Kayaknya kamu salah dengar Tan. Selain itu, namamu hampir mirip sama namanya si Fatin dan barusan kita ngomongin dia bukan ngomongin kamu" jawab Ical karna melihat Fatin yang sepertinya malas untuk menjawab pertanyaan Fatan dan tetap fokus menyimak acara pelantikan yang sudah giliran himpunan jurusannya untuk dilantik.
"Selamat ya Fatin, Farel, Ical. Akhirnya kalian resmi juga menjadi pengurus himpunan" kata Fatan sambil menyalami Fatin dan kedua sahabatnya.
"Iya Tan. Kita bertiga juga mau ngucapin selamat buat kamu yang menjadi wakil ketua himpunan. Keren banget kamu. Proud of you man" ujar Farel setelah mereka duduk kembali di tempatnya masing-masing.
"Fatin, aku mau minta maaf" ucap Fatan dari tempat duduknya yang pas disamping Fatin.
"Kalau kamu tetap mau bahas soal UKM, mending nggak usah ngomong aja"
"Sampai kapan kamu mau marah sama aku Tin?"
"Sampai aku lupa kalau punya teman yang nggak punya sifat pri kemanusiaan kayak kamu"
"Aku sudah ngundurin diri dari UKM mapalaska" ucap Farel setelah menghela nafasnya karna mendapat jawaban yang tidak diharapkan dari Fatin.
"Nggak usah bohong. Lagian ngapain juga kamu harus keluar dari UKM? Bukannya enak karna kamu bisa memimpin anggotamu tanpa adanya aku di UKM" tanya Fatin sambil meremas bungkus snack yang dipegang untuk menghilangkan rasa nervousnya.
" karna aku lebih memilih sahabat dari pada jabatan Tin. Buat apa aku jadi ketua angkatan di UKM tapi aku harus kehilangan kamu sebagai sahabat pertamaku di Bandung ini" jawab Fatan dengan kedua matanya yang masih menatap Fatin.
" Tapi itu sama aja dengan kamu menjadi seorang pengecut Tan. Kamu sudah mendapat amanah, tapi kok segampang itu kamu lepas amanah hanya karna alasan konyol kamu itu" kata Fatin karna merasa bersalah saat tau pengorbanan Fatan demi pertemanan mereka.
"Itu bukan alasan konyol Tin"
"Aku mau kamu kembali ke UKM. Itu soal tanggung jawab Tan" lanjutnya dengan penuh ketegasan.
"Tapi kamu mau maafin aku? Aku bakal mencabut surat pengunduranku asal kamu maafin aku dan tetap mau berteman sama aku" tanya Fatan dengan mukanya yang menunjukkan kebahagiaan.
"Iya" jawab Fatin yang sudah bisa tersenyum singkat sama Fatan setelah setengah semester lamanya ia menjauhi Fatan karna masalah saat di lokasi ujian UKM Mapalaska.
"Nah gitu dong. Kan nanti endingnya bisa happy ending. Iya nggak Rel?" Respon Ical setelah melihat sahabatnya kembali baikan sama Fatan.
"Betul banget Cal. Seorang teman tidak boleh memarahi temannya sendiri, awww" jerit Ical saat Fatin tiba-tiba mencubit lengannya.
-
"Fatin, kamu mau nggak pulang bareng aku? Kebetulan kemarin aku sudah dikirimin motor sama ayah. Nanti kita mampir ke warung dekat kosmu aja dulu, kan kita belum makan nasi dari pagi. Gimana?" Tawar Fatan saat melihat Fatin keluar dari aula bersama kedua sahabatnya menuju parkiran aula setelah pelantikan LKM semua fakultas selesai.
"Wah bagus tuh Tin. Aku bareng Ical juga kebetulan mau ke Fakultas dulu soalnya ada tugas kelompok hari ini" kata Farel yang dibalas dengan injakan dari Fatin yang sadar kalau itu hanya alasannya supaya Fatin mau menerima tawaran Fatan.
"Gimana Tin, mau nggak?"
"Iya boleh. Tapi jangan lama-lama ya makannya soalanya ini sudah sore. Aku masih ada kerjaan di kos"
Tidak ada yang membuka pembicaraan saat mereka berdua menuju warung makan dekat kos Fatin. Setelah mereka sampai di warung makan, Fatin hanya memesan nasi goreng kesukaannya sedangkan Fatan memesan nasi telur.
"Gimana kuliahnya Tin? Lancar?" Tanya Fatan sambil berusaha untuk mencairkan suasana diantara mereka berdua.
"Ya gitu deh. Tugas sudah banyak dan juga semakin sibuk" jawab Fatin yang masih fokus makan nasi gorengnya.
"Kan tugas kita emang buat belajar, jadi kamu harus tetap semangat. Jangan karna nanti kamh bakal sibuk di himpunan terus kamu lalai sama kuliah. Bagaimanapun juga, kuliah itu tetap prioritas"
"Iya, aku tau kok. Kamu sendiri gimana? Dengar-dengar kamu punya IQ diatas rata-rata." Tanya Fatin tanpa basa basi.
"Itu cuma opini orang-orang, padahal faktanya biasa aja. Mereka aja yang suka berlebihan. Ya sudah yuk pulang. Kamu sudah kan makannya?" Respon Fatan sengaja mengalihkan pembicaraan karna tidak mau suasana diantara mereka berdua kembali dingin.
No comments:
Post a Comment