Sunday, May 31, 2020
Menggapai Cakrawala Part 4
Day-2 Ujian UKM Mapalaska
Semua peserta ujian sudah siap-siap buat segera berangkat ke lapangan sebelum panitia ujian memarahi mereka karna terlambat. Fatin berjalan sambil merapatkan jaketnya karena suasana di tempat ujiannya yang sangat dingin apalagi di pagi hari.
"Buat seluruh peserta silahkan serahkan HP nya kalian kepada panitia dan kalian tidak boleh memEegang HP selama ujian berlangsung" teriak panitia keamanan ujian sambil melihat ke arah peserta.
"Yah, berarti aku nggak bisa chat an sama dua sohib kampretku dong" gumam Fatin sambil berusaha buat terlihat biasa saja didepan panitia, karena Fatin tidak mau kena hukuman hanya karna ketahuan kalau dia sedang ngomel.
"Buat ujian pertama, tantangan kalian adalah lari dengan jarak sejauh 2 Km. Setiap peserta akan tanding 2 orang. Jika kalian berhasil mengumpulkan poin kemenangan dalam setiap tantangan, maka kalian akan dinyatakan lolos menjadi anggota resmi UKM Mapalaska. Akan tetapi kalau kalian gagal, maka kalian akan di diskualisifikasi dari UKM Mapalaska. Paham?"
"Paham kak" jawab seluruh peserta ujian
"Untuk peserta pertama yang akan bertanding adalah Fatin dan Fatan"
"Hah. Kok saya kak?" Protes Fatin secara spontan karena dia tidak mau melawan Fatan dalam tantangan ujian lari hari ini. Selain karena dia masih kesal sama Fatan, dia juga sangat lemah dalam hal berlari disebabkan penyakit lemah jantungnya.
"Kamu maunya sama siapa? Sama keong?" Tanya panitia sambil memarahi Fatin.
" Fatan silahkan maju dan buat kamu Fatin, cepetan maju juga
Setelah berusaha mati-matian buat mengalahkan Fatan, Fatin tetap tertinggal jauh karena detak jantungnya sudah mulai tidak terkontrol.
"Fatan, help me please!. Teriak Fatin sambil memegang dadanya dengan posisi badannya yang sudah mau ambruk.
"Apaan sih tin? Kamu mau menjebak aku kan biar nanti pas aku saat jongkok buat bantuin kamu, kamu bakalan lari mendahului aku. Jebakanmu sudah basi tin. Ya udahlah, aku mau lari terus supaya aku bisa menjadi pemenangnya"
"Nggak tan, sumpah. Aku beneran sakit jantung. Nafasku sesak banget. Tolong ambilkan obat asmaku Fatan!please" ucap Fatin dengan ekspresi muka yang meringis karna menahan sakit.
"Berapa kali sih aku harus bilang sama kamu kalau aku nggak bakal tertipu sama jebakanmu ini" jawab Fatan sambil berlari menjauhi Fatin dan berusaha buat mencapai garis finish.
Setelah 20 menit berlari, akhirnya Fatan lah yang berhasil memenangkan ujian pertama yaitu berlari sejauh 2 Km.
"Kak, tadi kata warga ada peserta ujian yang pingsan di jalan" lapor salah satu peserta ujian sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngosan karena habis lari.
"Berarti tadi Fatin beneran sakit jantung? Kok aku bisa suudzan sama dia?" Gumam Fatan sambil merutuki kebodohannya dan segera berlari menuju tempat dimana Fatin pingsan.
Setelah semua peserta ujian selesai melewati tantangan berlari di hari pertama, mereka semua dipersilahkan untuk istirahat di kamar penginapannya masing-masing akan tetapi tidak dengan Fatan. Dia masih setia menunggui karena kondisinya yang belum sadar.
"Bagaimanapun juga aku yang salah. Harusnya tadi aku nolongin Fatin bukannya malah terus berlari" ucap Fatan sambul menatap Fatin yang masih memejamkan matanya.
"Mama, ayah" panggil Fatin sambil berusaha untuk membuka matanya.
"Fatin ini aku Fatan. Kamu sudah sadar?"
"Ngapain kamu disini? Kamu sudah puas karena kamh menang dalam ujian hari ini?"tanya Fatin dengan memalingkan mukanya dari wajah Fatan.
"Maaf Fatin. Aku beneran nggak tau kalau kamu emang sakit jantung. Aku kira kamu hanya menjebak aku"
"Aku tau Fatan kalau kamu nggak mau kan kalau sainganmu adalah aku? Tapi yang nggak aku habis pikir itu karna kamu adalah teman pertamaku dari rumah dan ayahku sudah menitipkan aku sama kamu. Tapi apa yang kamu lakukan hari ini? Kamu membiarkan aku pingsan di tengah jalan menuju garis finish ujian. Apa itu yang namanya teman?" Jawab Fatin sambil menangis.
"Nggak tin. Aku beneran nggak ada niat buat ninggalin kamu. Maafin aku tin"
"Sudahlah Fatan. Sekarang mending kamu segera kembali ke penginapanmu dan selamat karna besok adalah hari pelulusan ujian. Selamat karna kamu akan berhasil lolos buat menjadi anggota UKM ini dengan sifatmu yang nggak ada manusiawinya sama sekali" usir Fatin karna sudah muak melihat mukanya Fatan.
"Ok tin. Aku tau kalau aku salah. Aku tau kalau aku terlalu berambisi sesuai aku lupa kalau menolong teman jauh lebih penting dari pada mencapai garis finish"
Hari pertama ujian sudah selesai dan hari ini adalah hari kedua sekaligus hari terakhir ujian dimana peserta akan mengetahui hasil dari ujian, apakah mereka berhasil resmi menjadi anggota UKM Mapalaska atau sebaliknya.
"Pengumuman pelulusan ujian peserta sudah di tempel di papan aula ujian. Silahkan cek nama kalian, apakah kalian termasuk orang yang berhasil lulus dalam ujian ini atau tidak" ucap kakak panitia yang mukanya sangat tampan ditambah dengan jasnya yang menambah kesan kerennya.
Tidak perlu waktu lama buat Fatin untuk menemukan namanya diantara nama puluhan peserta yang TIDAK LULUS dalam ujian UKM Mapalaska. Fatin harus berlapang dada menerima kenyataan ini.
"Sudah cek nama kalian semua?"
"Sudah kak"
"Selamat buat kalian karna kalian sudah berhasil melewati ujian ini baik yang lulus atau tidak. Jadi, di UKM Mapalaska setiap ada kader baru pasti akan ada ketua angkatannya dan ketua angkatan anggota UKM Mapalaska tahun ini adalah Fatan Fahreza" seketika tepuk tangan memenuhi aula ujian. Fatin hanya menunduk berusaha supaya air matanya tidak jatuh karna kesedihannya yang tidak berhasil lulus dalam ujian ukm pilihannya.
"Mama, ayah, maafin Fatin karna sekarang Fatin belum berhasil membuat mama sama ayah bangga" ucap Fatin sambil menggigit kedua bibirnya.
"Fatin tunggu!" Panggil Fatan saat Fatin akan memasuki bis untuk pulang ke kostnya.
"Aku tau kalau kamu masih marah sama aku. Tapi percayalah sama aku tin kalau aku beneran ingin minta maaf sama kamu" ucap Fatan sambil menatap Fatin.
"Ungkapan minta maafmu tidak akan membuat aku berhasil lolos dalam ujian ini tan, jadi semua itu percuma. Mending kamu urus anggotamu wahai bapak ketua angkatan terhormat" jawab Fatin dengan memberikan penekanan pada kalimat bapak ketua angkatan terhormat.
Sepanjang perjalanan pulang Fatin hanya menutupi matanya dengan penutup mata yang ia biasa gunakan ketika mau tidur supaya teman-teman di bis nya tidak mengetahui keadaannya yang masih menangis karna tidak berhasil lolos dalam ujian. Bukan hanya Fatan yang sangat berambisi untuk meraih impiannya dan ingin menjadi yang terbaik, akan tetapi Fatin juga adalah orang yang sangat berambisi dengan alasan hanya untuk membanggakan kedua orang tuanya karna buat Fatin hidupnya hanyalah untuk membanggakan mereka sehingga Fatin tidak pernah berhenti menangis saat mengetahui kalau dirinya tidak berhasil lolos dalam ujian UKM Mapalaska.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment