Monday, May 25, 2020
Menggapai Cakrawala Part 2
PBAK atau yang lebih dikenal dengan sebutan OSPEK adalah kegiatan kampus pertama yang harus dijalani Fatin sebagai mahasiswa baru sebelum kuliah aktif. Sebenarnya PBAK bukan cuma untuk mahasiswa baru, akan tetapi mahasiswa lama pun yang belum mengikutinya pas semester 1 masih mempunyai kewajiban buat ikut PBAK. Fatin berhasil melewati PBAK dengan baik walaupun dia sering mendapatkan hukuman dari kakak-kakak panitia karena dia sering telat ikut apel pagi dan juga Fatin cuman berhasil mendapatkan dua teman baru karna sifat fatin yang sangat pemalu dan juga introvert.
Farel dan Ichal adalah dua bersaudara yang sudah kayak cicak dan dinding. Dimana ada Farel disitulah ada Ichal. Fatin selalu merasa nyaman saat bersama mereka karena mereka mau menerima Fatin apa adanya dan juga sangat baik bahkan tidak jarang mereka menjemput Fatin ke kosnya dan nganterin Fatin makan malam saat akhir bulan tanpa Fatin minta. Maklum kedua sahabatnya pasti mengerti kalau Fatin adalah anak kos dan dia hanyalah anak dari PNS biasa yang gajinya tidak seberapa dan Fatin hanya mengandalkan beasiswanya buat biaya hidupnya selama kuliah.
Ngomongin soal teman baru di awal kuliah, Fatin jadi teringat sama Fatan. Dia adalah teman pertamanya, sayangnya gedung fakultas mereka berjauhan sehingga mereka jarang bertemu. Sebenarnya Fatin ingin sekali menghubungi Fatan lewat WA, akan tetapi Fatin adalah tipe cewek yang tidak bisa chat duluan kepada siapapun kecuali ada sesuatu yang bersifat urgent.
"Woy, bengong aja lu. Nanti kesambet baru tau rasa" teriak Farel dan Ichal sambil menepuk bahu Fatin.
"Iya nih gaes, aku lagi bingung banget"
" kenapa emangnya tin? Tumben" tanya Farel sambil duduk disebelahnya.
"Jadi tuh aku pengin ikut UKM cuman aku masih bingung antara dua pilihan. Satu tuh aku pengin ikut ikut UKM Mapalaska soalnya kalian kan tau sendiri kalau aku suka alam dan panjat tebing, tapi aku juga pengin ikut UKM bahasa asing biar aku bisa practice ilmu yang aku dapat di kelas"
Farel dan Ichal masih setia mendengarkan curhatan Fatin tanpa menyela sedikitpun.
"What is ur opinion gaes? Aku ikut UKM yang mana?" Tanya Fatin setelah dia curhat panjang kali lebar.
" kalau menurut kita sih, mending kamu ikut Mapalaska aja tin soalnya kan itu hobby kamu banget. Soal UKM bahasa asing itu mah gampang. Tinggal ikut next time aja tin atau kamu juga bisa ikut kursus"
Setelah 20 menit saling berunding, akhirnya Fatin setuju dengan saran dari kedua sahabatnya itu. Keesokan harinya Fatin mendatangi stand pendaftaran UKM mapalaska dengan ditemani oleh kedua sahabatnya.
"Permisi kak. Apa benar ini stand pendaftaran UKM mapalaska?" Tanya Fatin dengan niat hanya buat basa-basi karena sudah jelas ada baner didepannya yang bertuliskan nama mapalaska, jadi tidak mungkin Fatin salah stand.
"Iya dek benar. Ada yang bisa kami bantu?"
"Iya kak. Saya mau mendaftar sebagai calon anggota UKM mapalaska kak"
"Oh iya sini dek duduk dan silahkan isi formulir ini dulu ya" jawab salah satu kakak penjaga stand yang terlihat lebih tampan dengan jas almamater ukm mapalaska yang dia pakai.
Setelah memenuhi semua syarat pendaftaran, secara tidak sengaja Fatin melihat nama Fatan di baris teratas dalam buku yang ada didepannya.
Jadi Fatan juga ikutan UKM ini pikir Fatin sambil kebingungan karena sebenarnya Fatin tidak begitu suka kalau dia punya teman yang sudah dia kenal dalam UKM nya karena Fatin adalah tipe orang yang selalu berambisi untuk menjadi yang terbaik dimanapun itu. Sedangkan Fatan adalah cowok yang juga tidak mau dikalahkan oleh siapapun apalagi oleh seorang perempuan.
Langit di kampus sangat mendung, akhirnya Fatin memutuskan untuk segera pulang ke kosnya sebelum hujam turun karena kebetulan semua kelasnya hari inu sudah selesai. Sambil mengayuh sepeda ontel kesayangannya, Fatin tidak pernah lupa untuk berdzikir sepanjang perjalanan.
"Fatin" panggil kedua sahabatnya saat mereka secara tidak sengaja ketemu di lampu merah pertigaan dekat kampus.
"Hey kalian. Dah pada mau balik juga po? Tak kirain tuh kalian masih mau nongkrong di kantin kampus"
"Nggak. Kita sudah disuruh buat cepat-cepat pulang karena nyokap lagi minta anterin ke mall"
"Oh ya udah sana. Hati-hati ya!"
"Iya siap. Btw tin, nanti malem ngopi yuk sambil garap tugas yang kita dapat hari ini"
"Boleh tuh. Mumpung aku juga belum berangkat ke tempat Ospek UKM ku"
Akhirnya setelah lampu merah berganti menjadi warna hijau, kedua sahabatnya mulai menancap gas mobilnya sedangkan Fatin kembali mengayuh sepeda ontelnya seperti semula.
Fatin, kita sudah dibawah. Cepetan gih turun!
Chat di grup sohib kampretnya berhasil membuatnya membulatkan mata dan merutuki kebodohannya karena dia lupa kalau malam ini dia punya janji sama kedua sahabatnya sedangkan posisinya baru bangun tidur sejak pulang dari kampusnyam
Eh..iya gaes. Bentar ya. Duh sorry sorry aku baru bangun tidur. Aku cuci muka dulu ya. 15 menit lagi aku turun.
Setelah membalas chat, Fatin segera mencuci mukanya dan 15 menit kemudian Fatin sudah berada didalam mobil mewah kedua sahabatnya menuju warung kopi yang sering mereka jadiin langganan buat mengerjakan tugas.
"Fatin, kamu mau pesen apa? Sini biar aku yang pesenin"
"Nggak deh gaes. Aku lagi nggak pengin apa-apa kok lagian aku juga dah kenyang"
"Yaelah tin. Kamu tuh dah kayak bareng siapa. Udah tenang aja nggak usah mikirin soal duit. Kita kok yang traktir"
Akhirnya Fatin menyerah dan memilih buat pesan jus Apel. Saat sedang asyik-asyiknya ngobrol bareng kedua sahabatnya, tiba-tiba Fatin melihat Fatan didepan kasir pemesanan dan berjalan menuju kursi yang tidak jauh dengan posisinya sekarang. Karena merasa ada yang memperhatikannya dari tadi, Fatan sadar kalau Fatin lah yang sedang menatapnya.
"Hey Fatin, kamu ngopi juga. Wihh bisa punya teman baru juga ya"
Fatin hanya kaget mendengar sapaan Fatan yang kedengarannya seperti orang sombong padahal saat di bis dulu Fatan sudah seperti malaikat buat Fatin. Karna tidak ingin keasyikannya bersama kedua sahabatnya terganggu hanya karna kehadiran Fatan, akhirnga Fatin berusaha buat mengabaikan tatapan Fatan yang sebenarnya Fatin sudah menyadarinya.
"Kamu tidak tau tin kalau aku nggak pernah mau menjadi rival kamu. Tapi ini aku lakuin demi cita-citaku" gumam Fatan didalam hatinya sambil mengalihkan tatapannya ke laptop dan mulai mengerjakan artikelnya yang sudab ia mau kirim ke salah satu media cetak ternama di Bandung.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment