Baik aku ataupun sahabatku sama-sama jarang mengirim pesan satu sama lain kecuali ada hal yang ingin didiskusikan ataupun dicurhatkan.
Waktu itu, aku menghubunginya karena memang ingin menumpahkan segala sesuatu yang di dalam pikiranku selama seharian.
Aku mulai bercerita mulai dari A sampai Z dan sahabatku yang biasa aku panggil dengan Ifan itu hanya setia menyimak.
Di hari itu, aku disuruh oleh ibuku untuk menghadiri acara walimatul akikah di rumah kerabat jauh. Selama ada di rumah, aku memang sedang melakukan puasa dari mendengar atau membaca masalah yang sedang terjadi di negara dan juga lingkungan sekitar.
Ketika aku sudah berkumpul bersama orang-orang yang juga kondangan ke tempat yang sama, puasa yang aku lakukan mulai batal. Sudah bukan merupakan rahasia lagi ketika ada ibu-ibu sedang duduk bersama, maka gosiplah yang mayoritas mereka lakukan. Seorang perempuan yang duduk tidak jauh dari tempatku bercerita tentang masalahnya yang sedang tidak akur bersama tetangganya sendiri akrena beberapa hal. Perempuan yang lain juga bercerita tentang bagaimana suami mereka mulai sering keluyuran kemana-mana.
Penyebab utama dari masalah yang mereka ceritakan adalah karena kesalahan dalam menggunakan media sosial.
Aku memang sudah tidak heran jika hal itu yang merupakan penyebabnya karena di zaman sekarang ini, semua orang baik yang tua atau muda, miskin atau kaya, sekolah atau pengangguran sama-sama mengoperasikan yang namanya media sosial. Sesuatu yang berbeda dari semua itu hanya lah bagaimana mereka pintar-pintar memanfaatkan media sosialnya masing-masing.
Salah satu contoh dari orang yang bisa mendapat atau membuat masalah dari media sosial adalah ketika mereka tidak bisa menyaring hal-hal yang akan mereka publikasikan kepada media sosial dan tidak.
Mungkin memang banyak alasan dari mereka yang memposting salah satu privasi mereka ke dunia maya adalah karena mereka merasa ada yang peduli dengan mendapatkannya komen di kolom komentar. Namun, setidaknya menjadi pelajaran untukku pribadi yang memang pernah menjadi bagian dari orang yang selalu memposting segala sesuatu ke media sosial untuk melakukan taubat nasuha dari semua itu :).
Setelah mendengar cerita dari para ibu-ibu itu, otakku mulai tidak berhenti berpikir tentang masa depan. Aku menjadi takut bagaimana jika aku menjadi bagian dari orang-orang yang tidak bisa menggunakan media sosial yang baik, bagaimana jika kerjaanku cuma bisa bergosip bahkan sampai bagaimana menjadi perempuan yang memang pintar membangun batasan.
"Bukan media sosialnya yang salah, tapi usernya yang belum sadar." Kata Ifan setelah aku menumpahkan semua isi di dalam pikiranku.
Aku sangat setuju dengan perkataan Ifan itu karena bagaimanapun juga, media sosial dan segala sesuatu yang ada di dunia ini mempunyai dampak positif dan juga negatif masing-masing.
"Si A suka ngomongin orang." Kata seorang perempuan di hari berikutnya ketika aku secara tidak sengaja bertemu dengannya di toko sayur.
Aku hanya tertawa geli mendengar omongan perempuan itu karena dia tidak sadar kalau dirinya sendiri juga sedang menggosipkan orang.:)
Dunia memang penuh dengan orang-orang yang kadang tidak menyadari sifat dan perilakunya sendiri.
No comments:
Post a Comment