Friday, June 23, 2023

From Impossible to Possible

Jika ditanya bulan apa yang merupakan bulan paling indah di tahun 2023 ini, then aku akan jawab bulan Juni. Memang, bulan Juni bukan kelahiranku, tetapi bulan Juni adalah bulan dimana aku belajar banyak hal dan aku juga mendapatkan salah satu mimpi terbesar dalam hidupku. Sejak lulus di tahun 2022 bahkan sebelum wisuda, aku sudah memiliki niat untuk melanjutkan studi ke jenjang S2. Mimpi itu membuatku takut luar biasa. Aku sudah siap berjuang, tetapi aku takut terhadap rintangan-rintangan yang pasti aku dapatkan. Singkat cerita, suatu hari, ibu berpesan kepadaku bahwa tugas manusia adalah berusaha dan berdoa, selebihya cukup kita pasrahkan kepada Allah SWT. Setelah memantapkan niat dan sudah mengikuti wisuda S1 di bulan Juni 2022, aku mulai fokus mengumpulkan uang untuk persiapan emndaftar beasiswa dan S2 karena satu hal yang perlu teman-teman ketahui bahwa menyiapkan finansial untuk keperluan pendaftaran S2 itu sangatlah penting. Aku sudah menyiapkan diri untuk mendaftar LPDP sejak tahun 2022 sebelum mengikuti wisuda bahkan akun LPDP aku buat jauh-jauh hari sebelum pendaftaran dibuka. Menurutku, ketika kita menginginkan sesuatu dengan niat yang benar, maka kita tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkannya. Sambil menunggu LPDP buka pendaftaran di tahun 2023, Alhamdulillah aku mendapatkan tawaran mengajar di MA Diponegoro Yogyakarta.
Mengajar secara tetap bukanlah hal mudah buatku mengingat latar belakang studiku yang bukan pendidikan. Namun, aku selalu percaya bahwa mengajar merupakan skill yang bisa dipelajari di luar kelas atau bangku kuliah. Di MA Diponegoro Yogyakarta, aku merasa mendapatkan keluarga dan juga pengalaman yang sangat luar biasa. Seluruh keluarga besar MA Diponegoro membuatku merasa nyaman menjadi bagian dari mereka. Aku merasa dianggap mampu untuk menjalani beberapa amanah da tidak lupa, kami saling bekerjasama untuk memberikan pendidikan yang terbaik buat para siswa. Menyiapkan pendaftaran S2 dan pendaftaran beasiswa sambil mengajar tentu tidak mudah. Ada waktu istirahat, jalan-jalan atau bahkan waktu liburan yang harus dikorbankan. Rasa sedih, senang, capek, dan bosan tentu sudah menjadi teman sehari-hari. Ketika ada waktu istirahat di sekolah, disitulah aku menyempatkan belajar TPA dan TOEFL secara bergiliran sehingga hal tersebut membuatku harus membawa buku-buku tersebut setiap ke sekolah. Setelah kembali dari sekolah dan mengajar les, di malam hari, aku kemali belajar dan latihan. Kebiasaan tersebut ku lakukan setiap hari. Memang benar bahwa konsisten itu sangat sulit, tetapi kekonsistenan tersebut justru membawaku kepada tahap yang sudah aku tempati atau capai saat ini.
Setelah dirasa cukup untuk persiapan pendaftaran TOEFL dan TPA, di bulan September, aku mengambil tes TOEFL dan Alhamdulillah skor yang ku dapatkan +500 yang juga merupakan target dari pendaftaran kampus dan beasiswa LPDP. Lega, satu-satunya perasaan yang aku rasakan saat itu, tetapi perjuangan harus tetap dilanjutkan. Di bulan November, aku mengambil tes PAPS yang merupakan syarat pendaftaran magister di UGM. Fyi, UGM adalah kampus impianku, tetapi atas kehendak Allah SWT, PAPS ku saat itu belum berhasil lolos mengingat kelemahanku dalam Matematika yang sungguh luar biasa. Setelah melihat skorku yang tidak lolos, tentu aku menangis sambil telfon ibu.”Aku nggak lolos bu, maafkan aku ya” ucapku saat itu dengan suara sambil nangis.
Kegagalan adalah hal yang sangat aku takutkan dan aku yakin begitupun dengan kalian. Ketakutan itu bukan karena aku takut untuk menggapai mimpi kembali, tetapi karena aku takut untuk mengecewakan ibu dan orang-orang terdekatku. Seperti biasa, setelah melewati proses stress yang cukup luar biasa dan berkat dukungans serta doa dari ibu, aku mulai bangkit dan kembali belajar TPA secara lebih serius dan mendalam. Di bulan Februari, aku mulai menemukan hal yang membuat aku bangkit. Hal tersebut diawali ketika aku melihat pamflet pembukaan pendaftaran Magister UNY. Memang, aku belum sepenuhnya move on dari kegagalan yang aku alami di UGM, tetapi lagi, life must go on. Setelah melewati proses pendaftaran dan seleksi, Alhamdulillah Allah SWT memberiku kesempatan untuk menuntut ilmu di UNY. Aku lolos di Magister Linguistik Terapan UNY. Setelah pengumuman, satu hal yang masih menjadi bahan overthinking buatku, yaitu beasiswa.
Ketika aku mendaftarkan diri di UNY, aku juga sedang menjalani proses seleksi beasiswa LPDP sehingga aku menunda perkuliahan ke bulan Agustus karena di bulan tersebut aku sudah menemukan kepastian tentang beasiswaku. Long story short, perjalanan seleksi LPDP dengan tiga seleksi (Administrasi, Skolastik, dan Wawancara) selama kurang lebih lima bulan Alhamdulillah membuahkan hasil yang sangat luar biasa. Aku berhasil lolos dan menjadi awardee LPDP tahap 1 2023. perjalanan seleksi LPDP sangatlah tidak mudah, tetapi as long as we want to achieve something with good ways, everything can be possible. Dibalik semua proses seleksi LPDP, ada momen dimana aku menangis karena overthinking, menangis karena capek, menangis karena takut, dan selama 5 bulan itu juga, aku sudah lupa bagaimana menikmati waktu luang yang sebenarnya karena setiap waktu, aku selalu berusaha yang terbaik untuk mempersiapkan diri menuju satu seleksi dan seleksi yang lain. Selain aku selalu percaya bahwa Allah SWT akan selalu membantu hambanya yang ingin mencari ilmu, aku juga selalu percaya bahwa keinginan yang kuat juga harus diikuti oleh perjuangan yang hebat. Juni menjadi momen bulan paling berharga juga karena di bulan Juni, aku berhasil lolos di seleksi pelatihan guru bahasa Inggris se-Indonesia yang diadakan oleh kedutaan U.S Jakarta yang berlokasi di Bali (dan saat ini aku sudah sedang di Bali hehe). berhasil terpilih menjadi delegasi Jogja dari kurang lebih 300 peserta, aku bersyukur menjadi salah satu peserta yang terpilih dari 29 peserta lainnya untuk mengiktui pelatihan guru bahasa Inggris se-Indonesia. Kalau boleh ku bilang, LPDP mengajariku cara berjuang yang sebenar-benarnya dan juga untuk selalu melibatkan Tuhan di dalam setiap urusan kita. Sedangkan ESETT (pelatihan yang ku ikuti) mengajariku cara memotivasi diri karena peltihan ini mempertemukanku dengan orang-orang hebat dengan latar belakang yang juga berbeda. Dari dua pelajaran tersebut, aku juga dapat mengatakan bahwa setiap mimpi kita berhak untuk diwujudkan.
Sebagai tambahan, dibawah ini aku akan share timeline persiapan S2 dan beasiswa LPDP ku. 1.15 Juni 2022 : Wisuda S1 2.September 2022 : Tes TOEFL ITP 3.November 2022 : Tes PAPS UGM dan gagal 4.Februari 2023 : Daftar UNY 5.Maret 2023 : Lolos pendaftaran UNY 6.Februari 2023 : Daftar LPDP 7.Juni 2023 : Lolos LPDP dan menjadi awardee LPDP batch 1 2023 8.Juni 2023 : Lolos ESETT (Pelatihan Guru) di Bali

No comments:

Post a Comment