Bohong apabila aku memulai tulisan ini tidak dengan air mata karena pada nyatanya aku masih meneteskan air mata sambil mengetik di keyboard mini kesukaanku. Aku tidak hanya ingin bercerita tentang diriku, tetapi juga pengalaman pahit dan manis yang ku dapat selama tahun 2021.
Ok, untuk lebih mudah dipahami, let me start this story. Semoga kalian tidak bosan membacanya dan bisa menjadi hiburan dan aku akan sangat bahagia sekali apabila tulisan ini ternyata bisa menjadi penyemangat untuk kita semua.
Januari-Februari, bulan dimana aku kembali memulai akktifitas sebagai anak kuliah dan organisasi. At first, aku selalu bilang kalau aku tidak ngin melanjutkan organisasi di semester 5-akhir, tetapi tuhan berkehendak lain. Di awal kepengurusan, aku selalu bilang kepada ketuaku kalau aku masih proses menerima posisiku sebagai wakil ketua sampai akhirnya tidak lama kemudian kami belajar bahwa menerima itu tidak sulit, menerima tanggung jawab itu tidak sulit dan kami menjalaninya dengan ikhlas insyaAllah sampai hari ini dimana kami onofficially lengser. Selain momen organisasi, aku juga mewarnai Januariku dengan bertemu dengan salah satu orang yang berjasa buat diriku pribadi di Jogja. Let me call her mbak Auli. Perempuan baik hati yang mau menerima aku apa adanya bahkan sejak pertama kali aku menginjakkan kaki bersama keluargaku di Jogja. Pertemuan pada saat itu merupakan pertemuan terakhir kami sebelum dia kembali ke kampung halamannya di Lampung lantaran sudah berhasil menyelesaikan studinya dengan sangat baik. Dimanapun dia berada, she always becomes my best sister.
April, bulan dimana kebahagiaan dan kesedihan bercampur menjadi satu. Di bulan ini, ibu melakukan operasi disebabkan benjolan di lehernya. Selama aku menjadi anak beliau, that was my first time to see her crying. Walaupun ibu baik-baik saja sebelum dioperasi, tetapi tetap saja aku tidak bisa bernyawa dengan tenang selama ibu operasi sampai akhirnya Alhamdulillah beliau sembuh. Setelah ibu sembuh dilanjutkan dengan kegiatanku mengajar di sebuah kursusan yang sudah ku anggap sebagai tempat mencari keluarga. Kursus bahasa Inggris tersebut merupakan tempat dimana aku belajar bahasa Inggris setelah pesantrenku. Selama bulan Ramadhan, aku menghabiskan waktu untuk mengajar dan bejar bersama teman-teman dan anggota baru.
Mei, terdapat dua kebahagiaan di bulan ini, diantaranya hari lebaran dan hari dimana sohib kampret berkunjung ke gubuk reotku. Di hari lebaran, aku menemukan kebahagiaan yang lebih dari biasanya di wajah ibu yang mungkin karena bahagia melihat ponakan, anak dan seluruh keluarganya bisa berkumpul. Sedangkan di hari dimana sohib kampret berkunjung ke gubuk reotku, aku merasa sangat bahagia karena aku bisa memperkenalkan mereka kepada ibu sebagai saudara-saudara yang sudah selalu menjagaku selama di Jogja walaupun beberapa bulan terakhir kami memang sangat jarang menyengajakan pertemuan disebabkan kesibukan masing-masing.
Juni, aku kembali disibukkan dengan kegiatan organisasi. Tidak hanya itu, aku juga harus berusaha dengan sangat keras supaya antara organisasi dan kuliah bisa seimbang, and I did it well walaupun prosesnya memang berdarah-darah dan tidakk instan. Di bulan ini, aku belajar bagaimana cara menjadi seorang sekretaris yang baik dalam sebuah kepanitian dan men-handle acara hanya bersama panitia yang sangat sedikit. Capek? Iya tetapi kami menikmati semua proses tersebut.
Juni-Agustus, tidak banyak hal yang ku lakukan di bulan-bulan ini selain melaksanakan KKN di sebuah desa yang sangat ku kagumi dengan udaranya yang sangat bersih. Selama dan sesudah KKN, aku bertemu dengan banyak orang baru, aku belajar banyak hal dimulai dari cara mengolah emosi, bekerja dalam tim, sosialisasi bersama masyarakat dan menjalin komunikasi dengan baik bersama semua orang. Selama KKN, aku juga belajar bahwa orang bisa jahat dan orang juga bisa menjadi baik. No I do not want to tell many things about it cause right now, I already forget the broken heart because of self blaming. Fyi, pada bulan Juli aku ulang tahun yang ke 21 tahun dan mendapatkan doa serta hadiah dari sahabat, keluarga, teman dan para oeang baik.
September, bulan dimana aku menjadi bolang. Aku bersama tiga orang temanku pulang ke Madura dengan naik motor dan menembus jalanan yang jaraknya beratus-ratus kilometer. Kami menikmati semua kenangan selama tour tersebut termasuk dimana ketika aku sidang proposal dan mereka menemani momen tersebut.
Oktober-November, salah satu bulan dimana aku mencapai sesuatu yang mungkin bisa membuat aku sedikit bangga kepada diriku sendiri walaupun masih didominasi oleh rasa benci terhadap diri sendiri. Pada bulan ini, aku berhasil menjadi salah satu speaker dalam sebuah konferensi internasional. Pencapaian tersebut berkat ajakan dari temanku dan Alhamdulillah kami berdua berhasil lolos untuk menjadi speaker. Berbicara di depan banyak orang including orang dari luar negeri walaupun secara virtual membuat aku tidak lupa bagaimana perasaan grogi sebelum presentasi sampai akhirnya semua presentasi berhasil ku sampaikan.
Desember, bulan dimana nikmat tuhan berupa kesehatan sangat aku syukuri. Bulan ini aku harus merawat ibuku yang sedang sakit sendirian dan menungguinya di rumah sakit selama empat hari. Bulan Desember adalah bulan penutup dari semua kisahku di tahun 2021. Memang tidak menarik ceritaku, tetapi ku harap kalian bisa menikmatinya. Harapanku di tahun 2022 adalah semoga menjadi pribadi yang lebih kuat, tangguh, berani dan bisa menjadi lebih baik dalam semua hal. Apapun harapan kalian di tahun baru ini, mari kita aminkan bersama-sama.
No comments:
Post a Comment