Saturday, June 26, 2021

Bismillah Ikhlas

"Dunia hanya bersifat sementara"
     Aku tidak ingin menyalahkan keadaan dengan semua kesedihan di tahun 2021 ini, tetapi aku tetap butuh waktu untuk healing, untuk menerima semuanya dan untuk memulihkan keadaan. Dulu, sewaktu masih tinggal di pesantren, aku sangat bangga memperkenalkan keluargaku kepada teman-teman karena aku memanggil keluargaku dengan nama-nama yang unik. Salah satu anggota keluarga yang panggilannya unik menurutku adalah tiga saudara satu bapakku. Aku tidak mungkin menceritakan semua masa laluku karena yang ingin aku ceritakan hanyalah bagaimana bukti bahwa aku sangat beruntung memiliki tiga saudara sekalipun bukan saudara satu bapak dan satu ibu.
      Yuppu, Yussu', Yu'a, begitulah aku memanggil tiga saudaraku. Sebelum ada motor, setiap hari raya, bapak selalu mengantarkanku ke rumah mereka. Sebenarnya kami berkunjung tidak hanya waktu hari raya, tetapi hari raya adalah hari dimana semua kasih sayang benar-benar terlihat.
     Singkat cerita, bapakku dipanggil tuhan, tetapi kebiasaan kami mengunjungi saudaraku tetap ku lanjutkan ditemani sepupuku. Suatu hari sewaktu aku masih di pesantren, ibu mengabariku kalau tiga saudaraku terkena stroke. Aku nangis, aku mengakui kalau 3 hari itu aku nangis. Aku belum bisa menerima kalau ketika hari raya, Yussu' yang biasa menungguku di pintu rumahnya begitupun dengan Yuppu dan Yu'a harus ku temui dengan keadaan mereka yang sedang terbaring. Semua kejadian dalam hidup memang membuat manusia semakin dewasa. Terkadang, seseorang didewasakan oleh ujian, bukan kebahagiaan.
    Tepat di bulan pertama tahun 2021, Yussu' meninggal. Lagi, aku menangis. Ahhh aku memang lemah. Hari demi hari, aku bisa menerima kenyataan itu. Aku mulai sadar kalau di tanah kosong itu tidak hanya ada makam bapakku, tetapi juga ada makam saudaraku. 
    Tanggal 4 bulan Juni 2021, aku mengunjungi Yuppu dan Yu'a, sebuah kebiasaan yang tidak boleh ku tinggalkan sebelum kembali ke rantauan. Setelah mau salaman ke Yuppu, beliau menangis. Aku tidak bisa mengerti ucapannya karena penyakit stroke yang beliau derita. Namun, berkat bantuan suami Yuppu, aku bisa paham bahwa Yuppu berpesan kalau aku jangan lama-lama di Jogja dan jangan lupa main ketika sudah pulang.
Aku menghibur Yuppu dan berjanji kalau setelah KKN akan langsung pulang. Mendengar perkataanku Yuppu menarikku ke pelukannya dan menciumku. Namun, tuhan berkehendak lain. 
     KKN ku belum dimulai dan tepat tanggal 26 Juni 2021 ba'da Subuh, ibuku memberi kabar lewat telfon seluler kalau Yuppu meninggal. Sebagian duniaku runtuh. Duniaku kembali tidak lengkap. Duniaku kembali menghitam. Duniaku kembali tidak berwarna. 
     Hal yang paling menyakitkan adalah menerima kematian orang yang disayang. Aku ikhlas, aku ikhlas, aku ikhlas, kata itu selalu ku ucapkan karena aku tidak boleh berlarut dalam kesedihan. Doa yang Yuppu butuhkan dan banjiran doa insyaAllah selalu ku kirimkan. 
     Beberapa minggu yang lalu, sewaktu ayah Ria Ricis meninggal, aku ikut nangis. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya kehilangan orang yang disayang disaat kita sedang tidak bersama mereka, and today I felt it.
     Sekali lagi, aku tidak menyalahkan keadaan, tidak. Aku percaya bahwa semua rencana tuhan adalah yang terbaik. Tuhan maha menciptakan serta tuhan maha berkuasa. 
    Nyatanya, manusia memang selalu menemui kesedihan dan kebahagiaan. Nyatanya, manusia memang selalu dituntut keadaan untuk kuat dan kuat. Nyatanya, manusia selalu didewasakan oleh keadaan. Bismillah ikhlas. 
Yuppu, selamat jalan dan maaf atas ketidakbecusanku sebagai saudaramu❤️. Yuppu, jika hari kemarin aku melihat senyummu, maka hari ini kamu melihat senyumku tanpa ku lihat wajahmu. Aku rindu Yuppu.

Saturday, June 12, 2021

Menta (L)

    Selama ini aku belum pernah terlalu memperhatikan yang namanya kesehatan mental karena waktu itu, menurut aku masih banyak hal yang lebih penting dari mental. Namun, semua itu ternyata salah. Memang, setiap ada orang curhat ataupun minta motivasi terkait mental mereka yang mungkin sedang down mungkin aku bisa membantu mereka, tetapi tanpa aku sadari, mentalku sendiri masih seumur jagung. "Aku sedang sedih, aku sedang overthinking, aku sedang insecure" begitulah kira-kira yang sering aku dengar dari teman-teman. Untuk beberapa orang yang belum paham soal mental, mungkin mereka menganggap bahwa orang yang sedang fight untuk sembuh dan damai dengan mental mereka merupakan orang yang lemah, lebay, dan parahnya terkadang dianggap orang yang tidak waras. 
     Hal-hal yang menyebabkan sakitnya mental juga berbeda-beda. For me, hal yang paling mengena mentalku adalah ketika orang-orang menghina fisik and they talk about my bad characters in front of public. Dua hal itu mungkin terlihat simple, but trust me, ketika aku mengalami dua hal tersebut, I need more than a week to say "it's okay" and forgive my self.
     We will never know someone's heart, so just be careful when you speak with them. Menjaga kesehatan mental tidak mudah bahkan sometimes orang-orang harus mengeluarkan uang sejumlah sejutaan rupiah ketika mereka harus mengikuti terapi, and see, sometimes penyebab itu justru omongan orang-orang ataupun attitude mereka.
     Orang yang sedang berjuang untuk sembuh dari penyakit mental tidak butuh untuk ditatap dengan tatapan kasihan. Mereka hanya butuh untuk didengarkan. Namun, untuk beberapa orang yang sedang mengalami penyakit mental justru mereka akan menyimpan masalahnya sendiri, tidak akan pernah menceritakan kepada siapapun. Dari sekian macam-macam orang yang pernah mengalami penyakit mental, salah satu hal yang paling sulit untuk mereka hadapi adalah ketika they don't believe them selves and others. Mereka tidak bisa percaya untuk bercerita kepada siapapun even they are their own parents, best friends, or girl/boy friends. 
    To conclude, untuk siapapun yang sedang ada di momen dimana kalian sedang bertemu dengan kegelisahan, penyakit mental, dan hal-hal internal yang lain, just fight. Don't ever give up. U deserve better.

Wednesday, June 2, 2021

Drama Semester Tua

     Untuk dibilang pertengahan proses skripsi tentu belum sampai karena pada faktanya angkatanku masih dihadapkan dengan proposal skripsi yang katanya justru lebih sulit dari bab 2, bab 3, ataupun bab 4, tetapi lagi aku belum mengetahui kepastiannya. Seandainya sebuah rumah, walaupun aku baru sampai di gerbangnya, ternyata drama semester tua sudah dimulai. 
     Sometimes, drama itu berasal dari kita sendiri yang terlalu over thinking sampai proposal tidak tersentuh. Namun, terkadang tidak tersentuhnya proposal juga bukan hanya karena over thinking, tetapi masih banyak kemungkinan yang lain, baik karena sibuk mencari objek ataupun kegiatan yang lain.
     Drama lain yang mungkin pernah dialami oleh mahasiswa akhir or maybe it is my own experience adalah dijatuhkannya kepercayaan diri yang sudah kita bangun oleh teman ataupun orang terdekat kita sendiri. Sometimes, ketika kita berproses ada saja yang sengaja ingin menjatuhkan kita baik secara langsung atau tidak. Terkadang, kita sudah semangat mengerjakan proposal ataupun tugas yang lain, ehhh taunya malah teman kita bilang kalau tulisan kita jelek lah, topik kita sudah basi, dan masih banyak perkataan mereka yang mungkin membuat kita seketika merasa down, malas melanjutkan tulisan dan merasa buntu. Ok, seandainya mereka menyampaikan statement tersebut karena dengan niat me-review dan memberikan masukan kepada kita justru itu sangat bagus, tetapi yang sangat tidak bisa ditoleransi adalah saat mengkritik disertai nada mencaci/menghina karya kita.                  Namun, gini yaaa, jadikan semua itu sebagai support buat kita aja. Jadikan ocehan mereka sebagai penyemangat untuk tetap do our best, so no reason to be lazy.
     Nah, drama yang terakhir karena aku tidak mungkin menyebut semua dramanya because I am sure you gaess already got it adalah kurangnya informasi yang kita dapat. Hanya di semester akhir kamu akan menemukan orang yang mendapat informasi penting tetapi disimpan untuk dirinya sendiri entah buat apa (buat naskah kuno kalik ya). Aku tidak menyalahkan orang yang seperti itu karna gini ya, mau semester berapapun, mau kelas berapapun, sometimes kita harus mandiri, harus berjalan sendiri, dan bahkan terkadang ada kesedihan yang cukup kita nikmati tidak usah dibagikan.
     Dari sekian drama itu, mungkin cukup dinikmati, nikmati prosesnya, tangisannya, tawanya, capeknya, ngantuknya apalagi buat kalian yang semster akhir tetapi tetap aktif di Organisasi, kalian hebat! .                       Semangat yaaa. Ada Masa depan cerah yang sedang menunggu Kita.
I love you