Aku tidak ingin menyalahkan keadaan dengan semua kesedihan di tahun 2021 ini, tetapi aku tetap butuh waktu untuk healing, untuk menerima semuanya dan untuk memulihkan keadaan. Dulu, sewaktu masih tinggal di pesantren, aku sangat bangga memperkenalkan keluargaku kepada teman-teman karena aku memanggil keluargaku dengan nama-nama yang unik. Salah satu anggota keluarga yang panggilannya unik menurutku adalah tiga saudara satu bapakku. Aku tidak mungkin menceritakan semua masa laluku karena yang ingin aku ceritakan hanyalah bagaimana bukti bahwa aku sangat beruntung memiliki tiga saudara sekalipun bukan saudara satu bapak dan satu ibu.
Yuppu, Yussu', Yu'a, begitulah aku memanggil tiga saudaraku. Sebelum ada motor, setiap hari raya, bapak selalu mengantarkanku ke rumah mereka. Sebenarnya kami berkunjung tidak hanya waktu hari raya, tetapi hari raya adalah hari dimana semua kasih sayang benar-benar terlihat.
Singkat cerita, bapakku dipanggil tuhan, tetapi kebiasaan kami mengunjungi saudaraku tetap ku lanjutkan ditemani sepupuku. Suatu hari sewaktu aku masih di pesantren, ibu mengabariku kalau tiga saudaraku terkena stroke. Aku nangis, aku mengakui kalau 3 hari itu aku nangis. Aku belum bisa menerima kalau ketika hari raya, Yussu' yang biasa menungguku di pintu rumahnya begitupun dengan Yuppu dan Yu'a harus ku temui dengan keadaan mereka yang sedang terbaring. Semua kejadian dalam hidup memang membuat manusia semakin dewasa. Terkadang, seseorang didewasakan oleh ujian, bukan kebahagiaan.
Tepat di bulan pertama tahun 2021, Yussu' meninggal. Lagi, aku menangis. Ahhh aku memang lemah. Hari demi hari, aku bisa menerima kenyataan itu. Aku mulai sadar kalau di tanah kosong itu tidak hanya ada makam bapakku, tetapi juga ada makam saudaraku.
Tanggal 4 bulan Juni 2021, aku mengunjungi Yuppu dan Yu'a, sebuah kebiasaan yang tidak boleh ku tinggalkan sebelum kembali ke rantauan. Setelah mau salaman ke Yuppu, beliau menangis. Aku tidak bisa mengerti ucapannya karena penyakit stroke yang beliau derita. Namun, berkat bantuan suami Yuppu, aku bisa paham bahwa Yuppu berpesan kalau aku jangan lama-lama di Jogja dan jangan lupa main ketika sudah pulang.
Aku menghibur Yuppu dan berjanji kalau setelah KKN akan langsung pulang. Mendengar perkataanku Yuppu menarikku ke pelukannya dan menciumku. Namun, tuhan berkehendak lain.
KKN ku belum dimulai dan tepat tanggal 26 Juni 2021 ba'da Subuh, ibuku memberi kabar lewat telfon seluler kalau Yuppu meninggal. Sebagian duniaku runtuh. Duniaku kembali tidak lengkap. Duniaku kembali menghitam. Duniaku kembali tidak berwarna.
Hal yang paling menyakitkan adalah menerima kematian orang yang disayang. Aku ikhlas, aku ikhlas, aku ikhlas, kata itu selalu ku ucapkan karena aku tidak boleh berlarut dalam kesedihan. Doa yang Yuppu butuhkan dan banjiran doa insyaAllah selalu ku kirimkan.
Beberapa minggu yang lalu, sewaktu ayah Ria Ricis meninggal, aku ikut nangis. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya kehilangan orang yang disayang disaat kita sedang tidak bersama mereka, and today I felt it.
Sekali lagi, aku tidak menyalahkan keadaan, tidak. Aku percaya bahwa semua rencana tuhan adalah yang terbaik. Tuhan maha menciptakan serta tuhan maha berkuasa.
Nyatanya, manusia memang selalu menemui kesedihan dan kebahagiaan. Nyatanya, manusia memang selalu dituntut keadaan untuk kuat dan kuat. Nyatanya, manusia selalu didewasakan oleh keadaan. Bismillah ikhlas.
Yuppu, selamat jalan dan maaf atas ketidakbecusanku sebagai saudaramu❤️. Yuppu, jika hari kemarin aku melihat senyummu, maka hari ini kamu melihat senyumku tanpa ku lihat wajahmu. Aku rindu Yuppu.