Saat itu kegiatanku sangat full, mulai dari kuliah, bolak-balik ke fakultas karena beberapa urusan, sampai dengan rapat organisasi.
Hari itu aku sedang puasa sunnah karna you know aku sangat malas makan sehingga aku menjadikan peluang untuk mencari pahala saja. Ketika semua kelas sudah selesai, aku bersiap-siap untuk tidur sebentar sebelum memasak buat buka puasa. Unfortunately, bad messages come to me.
Tidak perlu ku jelaskan bagaimana pesan itu yang mungkin orang tersebut ketik dengan biasa saja, tanpa merasa tidak enak hati, atau bahkan dia hanya ingin membela diri bisa membuat aku yang dalam sebulan belum menangis akhirnya mengeluarkan air mata.
Planningku untuk tidur hancur even buka puasa ku jadikan satu dengan sahur pada jam 1 dini hari. Dari pesan yang ku baca sambil menahan diri untuk tidak membuang HP ku waktu itu, aku belajar banyak hal.
Selama ini, aku selalu menampakkan satu prinsip di dalam hidupku terutama ketika berada di tengah banyak orang, yaitu baiklah kepada semua orang. Memang, hal itu tidak salah. Sebagai orang muslim, mempunyai pribadi yang baik memang dianjurkan karena agama Islam tidak menyukai adanya pertengkaran.
Waktu itu, lagi dan lagi, aku cuma menangis beberapa menit sebelum aku sadar that I am not weak. Kenapa aku harus menangisi sesuatu yang justru hal tersebut bukan salahku. Sebaliknya, dia yang jelas-jelas salah, teledor justru melontarkan kesalahannya kepada orang lain.
Satu hal yang sangat aku sayangkan jika menjadi orang yang seperti itu bahwa sebagai manusia kita takut untuk salah hingga melontarkannya kepada orang lain.
Sebagai manusia, kita terlalu sombong dan gengsi sekalipun hanya untuk mengucapkan terimakasih untuk hal sekecil apapun, untuk informasi apapun, dan untuk jasa apapun. Sebagai manusia, Kita terlalu dikontrol oleh pikiran yang selalu menuntut untuk menjadi pemenang even dirinya sendiri sudah mengalami kekalahan. Sebagai manusia, kita terlalu lupa bahwa kita bukanlah siapa-siapa.
Aku tidak merasa lemah ketika aku hanya membalas pesannya tetap menggunakan emoticon senyum even aku minta maaf, tetapi justru aku bangga. Aku bangga karena ternyata aku sudah berubah mulai aku yang dulu gengsinya menembus langit sampai aku yang akhirnya bangga karena membalas cacian dengan pujian.
Biarkan dia menanggung semuanya karena sejatinya, ada tuhan yang lebih mengetahui semuanya.
Stay humble