Saturday, October 24, 2020

Kesalahpahaman terhadap Perempuan

     
Pic: lifestyle.okezone.com  
    Wow, setelah seabad lamanya tidak menulis di blog karena tuntutan tugas ini itu yang deadlinenya suka bikin tidur tidak nyenyak, akhirnya i am comeback with my new topic. 
     Sudah 3 bulan aku di rumah dan selama itu pula aku hanya diam dan melakukan sesuatu yang menurut aku bisa mengembangkan skill walaupun tidak jarang juga aku rebahan. Di suatu hari, ibu mengajakku ke pasar dan ketika aku berdiri sedang menunggu ibu yang membayar belanjaannya, ada seorang perempuan yang menurut aku umurnya tidak jauh beda dengan ibu. 
     "Anakmu tunangan sama siapa?" tanya perempuan itu tanpa basa-basi terlebih dahulu. 
     Sebagai orang yang tinggal di desa dengan budaya perjodohan di usia muda, tentu aku tidak kaget dengan pertanyaan perempuan tersebut. Namun, aku menjadi kesal ketika perempuan itu masih mengutarakan omongan setelah ibuku menjawab kalau aku belum memiliki pasangan.
     "Jangan-jangan anakmu tidak ada yang meminang karena sibuk mencetak prestasi dan berkarir sehingga para laki-laki sungkan untuk mendekat." Lanjut perempuan itu masih dengan tatapannya yang sulit ditebak.
      Mendengar omongan perempuan tersebut membuat aku teringat akan salah satu artikel yang pernah aku baca tentang perempuan yang cerdas akan sulit mendapatkan pasangan serta perempuan yang memiliki ambisi tinggi justru dipandang tidak menarik oleh seorang laki-laki.
      "Ketika perempuan mengalahkan laki-laki dalam lingkup kecerdasan, laki-laki merasa terancam dan sisi maskulinnya menjadi luruh," ujar Park dalam sebuah artikel yang berjudul perempuan semakin pintar semakin sulit cari pasangan.source
     Sebenarnya, aku ingin sekali menjawab omongan seorang perempuan yang menatapku bersama ibuku sendiri, akan tetapi aku tau kalau dia lebih tua dari pada aku dan posisinya masih di tengah keramaian sehingga aku lebih memilih diam dan segera mengajak ibu untuk menjauhinya.
     Seorang perempuan memang sudah mempunyai kewajiban untuk mencari ilmu karena semua orang sudah tahu kalau perempuan adalah calon ibu sekaligus sekolah pertama untuk anak-anaknya.             Lantas, kenapa ketika seorang perempuan mencari ilmu justru dibilang sedang membuat laki-laki minder atau dengan kata lain gengsi untuk mendekatinya?
     Seorang laki-laki yang juga Suka mencari ilmu pasti akan paham dan tidak sungkan jika perempuan yang mereka suka mempunyai karir ataupun pendidikan yang lebih tinggi dari pada mereka karena hal itu justru demi kebaikan dirinya sendiri ketika berkeluarga. 
      Di dalam sebuah keluarga, antara perempuan dan laki-laki mempunyai kewajiban untuk saling mengajari sesuatu baik dalam Hal akademik ataupun non-akademik walaupun seorang laki-laki adalah imam untuk istrinya bukan berarti semua hal dibebankan kepada laki-laki tersebut termasuk menguasai semua ilmu.
     Jika ada perempuan di luar sana yang sukses dan belum memiliki pasangan bukan berarti dia membuat laki-laki gengsi untuk mendekatinya, akan tetapi dia pasti memiliki alasan untuk tetap fokus pada karir ataupun pendidikannya sehingga tidak bisa dikatakan kalau pendidikan dan kecerdasan menghambat datangnya pasangan.

Saturday, October 3, 2020

Kekasih Baru Silung

     Sambil duduk dan main HP di surau milik keluarga, aku melihat adek sepupu yang sedang asik sendiri dengan kegiatannya yang mencuci motor. Walaupun dia adalah adek sepupuku, orang-orang selalu mengira kalau dia adalah saudara kandungku disebabkan kedekatan kami berdua yang sudah seperti cicak dan dinding. Selain itu, dia juga merupakan founding father dari panggilan "ba'ung" untukku yang akhirnya tetangga kami juga selalu memanggilku dengan ba'ung, padahal cita-cita terbesarku adalah dipanggil Yuli atau Fitri supaya tetap terdengar cantik caelahhhh🤣🤣🤣.
      
     Beberapa bulan yang lalu, adek sepupuku itu yang biasa aku panggil dengan Silung mendapat kekasih baru di dalam hidupnya berupa motor Supra dengan plat M dari saudara kandungnya. Sebenarnya, motor itu merupakan motor bekas yang sudah rusak beberapa mesinnya, akan tetapi Silung tetap menyukainya dan sangat bahagia ketika ibu membayar biaya untuk memperbaiki motor tersebut. Memang banyak tingkah aneh Silung yang tidak bisa aku pikir dengan logika, lebih memilih motor Supra dari pada Vario misalnya🤣.
.    Jauh sebelum kekasih barunya itu datang (motor Supra), Silung sudah dibelikan motor Vario oleh ibunya yang merupakan bibiku dari jalur ibu. Namun, motor Supra itu tetap menjadi juara di hati Silung bahkan dia selalu mencucinya dua hari sekali, padahal hal itu tidak pernah dia lakukan terhadap motor Varionya. Mungkin prinsip Silung adalah lebih memilih nyaman dari pada mahal dan merek.
     Selain menjadi saudara sepupu, Silung juga menjadi partner kemanapun aku pergi. Walaupun Silung adalah seorang laki-laki, aku tidak pernah mau diboncengnya dan lebih memilih untuk memboncengnya saja karena kebiasaannya dia yang suka meniru pembalap Rosi ketika naik motor.
     Silung selalu berhasil dalam merayu ibu kandungku karena buat ibu, Silung bukan hanya seorang ponakan, akan tetapi juga sudah dianggap seperti anak kandungnya sendiri. Tangisan Silung adalah kiamat untukku karena pasti tidak lama dari itu, dia akan cerita kepada ibu kalau aku mengusilinya sampai menangis sehingga aku harus siap-siap untuk mendapat surat cinta berupa nasihat atau lebih tepatnya omelan dari ibu.🤣🤣
     Beberapa hari yang lalu, paman yang merupakan ayah Silung yang berangkat sekolah menggunakan motor Supra nya karena kami mendapat kabar kalau motor Supra Silung mati di tengah jalan disebabkan mesinnya rusak. Setelah mengantarkan Silung ke sekolah menggunakan motor Vario, paman membawa motor Supra tersebut ke bengkel dekat rumah supaya mesinnya diganti. Namun, tukang bengkel tersebut tidak mengganti mesinnya melainkan mengambil bensin karena ternyata bensin motor Supra Silung ludes tidak tersisa setetes pun. Silung tetap Silung yang membuat semua orang tertawa lepas dengan kekonyolannya.